home sweet home

Rabu, 29 September 2010

duniaku karena orangtuaku

Pertama aku mengenal dunia ini karena orang tuaku, yang selama ini membesarkanku, merawat dan mendidikku hingga saat ini. Aku tak pernah tahu kalau aku dan keluargaku yang lain diciptakan berbeda, berbeda dalam sifat dan kelakuan ataupun bahasa dan tutur kata kami sangat berbeda. Walaupun pernah aku coba untuk mengikuti kakakku ngomong atau melakukan sesuatu tapi tetap saja aku tidak bisa, bisa untuk mengatakan yang bukan kehendak hatiku. Saudaraku sendiri ada lima, ya terlihat banyak kan? Ya namanya juga orang desa, hidup dalam suasana desa yang jauh dari informasi dan perkotaan dimana kita bisa mengakses jalur internet untuk mengetahui keadaan diluar sana, bahkan keadaan didunia yang saat ini semakin maju kualitas tekhnologinya. Semenjak aku kecil dulu aku jarang yang namanya meminta sesuatu yang amat sangat berlebihan, yang aku ingat sampai saat ini ya ketika aku harus mematuhi semua omongan dan aturan yang ada, orang tuaku tidak pernah memaksa aku dalam hal yang membuatku tertekan, hanya kadang aku merasa nggak setuju akan apa yang mereka sampaikan.
Bukan masalah karena aku ingin hidup sendiri, tapi lebih karena aku ingin menjadi diriku sendiri, seseorang yang tidak pernah mengeluh dengan keadaan disekitarnya, keadaan yang tak pernah aku tahu sebelumnya akan seperti apa. Saudaraku tidak pernah mengerti kalau aku punya masalah, yang mereka tahu hanyalah aku anak yang tidak pernah melawan ataupun berontak kepada orang tua, dan selalu menghormati mereka sebagai saudaraku. Mbaku adalah orang yang pertama kali mengetahui aku, karena sikapku, sikap yang membawaku kepada jalan hidupku, walaupun dia tidak pernah tahu kalau aku sebenarnya tidak suka dengan caranya menyanjungku dan memujiku. Satu dengan yang lain dari dulu nggak pernah akur, walaupun didepan mereka senyum dan tertawa, dibelakang mereka saling mencaci itulah yang membuatku tidak suka dan merasa heran kenapa semua ini terjadi, perbedaan yang membuat kami semakin jauh satu sama lain, saudara tapi Nampak seperti musuh dalam selimut yang bisa saja langsung menikam dan menjatuhkan diri mereka sendiri. Satu mungkin karena iri hati sehingga itu tumbuh menjadi dengki yang seharusnya tidak terjadi, terjadi pada mereka saudaraku yang sampai kapanpun akan menjadi seperti itu. Aku hanya mau mereka membuang semua rasa itu, rasa yang selamanya hilang dan tidak pernah akan muncul lagi. Doa yang selalu aku panjatkan kepada sang Ilahi, yang setiap hari, setiap waktu aku ingin melihat mereka berubah.
Mungkin bagi sebagian besar orang, aku terlihat bahagia karena tidak pernah terlihat sedih, ataupun murung gara – gara sesuatu yang menjadi pikiranku tiap malam. Pikiran yang seharusnya tidak pernah ada dalam hidupku, tapi ketika aku menyendiri dan benar – benar sendiri, aku merasa sendirian dan kesepian seakan dunia bukan tempatku lagi untuk berjalan dan seakan pula langkahku terseok – seok tiada tentu arah. Aku bingung dengan keadaanku keadaan keluargaku yang semakin lama bukan semakin membaik malah parah dan tiada berujung. Bukan maksud aku melebih – lebihkan atau apa, hanya karena itu semua kami yang dibesarkan bersama, dengan susu ibuku yang sama tidak mampu menjadi satu bagian sepenuhnya, dengan alasan perbedaan dalam setiap jiwa anak yang tidak semua orang sama dalam satu keluarga. Paling tidak aku bahagia dengan keadaanku sendiri, hanya saja apakah itu sudah cukup untuk membuatku tersenyum dan tertawa, aku rasa tidak. Aku harus berusaha keras mencari kebahagianku sendiri, yang tidak mungkin aku ambil dari orang lain, palagi sahabatku sendiri. Waktu berjalanpun sangat cepat, yang membuatku terkadang lelah untuk melangkah, langkah yang pasti dan itupula tujuanku selama ini. Aku tau Tuhan hanya memberikan kehidupan satu kali, satu kali dalam seumur hidupku yang ku sendiri sadari sampai kapan aku akan hidup. Dalam masanya dimana aku harus memilih jalan hidupku sendiri tanpa sangkut paut dari orang tuaku yang terkadang membuatku kesal dan menyesal, kalau – kalau aku tidak menjadi anak yang patuh, tapi itu semua ku lakukan karena aku ingin dewasa. Dewasa dalam arti yang sesungguhnya, mandiri, kuat dan sabar dalam menjalani setiap jengkal kehidupan dimanapun aku berada. Itulah sebabnya aku memutuskan berdiri diatas jalanku sendiri, jalan yang selama ini sudah membawaku kepada lembar jawaban yang harus segera aku isi untuk memenuhi semangatku.
Aku tak pernah tahu mau sampai kapan, aku harus bertahan, yang jelas sampai kapanpun, sejarah akan membuktikan bahwa aku tidak menyerah dengan keadaan yang menimpaku, keadaan yang terkadang menjadi boomerang buat diriku sendiri. Dalam hitungan detik saja, waktu bisa merubahku jadi orang jahat dan tidak berguna. Hanya satu keyakinanku berjalan lurus dan penuh arti mungkin akan membuatku semakin tahu alasan kenapa orang bisa berlama – lama menjadi dirinya sendiri, tanpa harus memperdulikan orang disekitarnya. Menjadi keluarga tidak membuat kami rukun, yang ada hanya pertengkaran dan pertikaian, walau hanya dalam hati, paling tidak itu sudah menggambarkan suatu hal buruk akan terjadi. Saling mencela dan mencaci maki dibelakang, nah itu yang seirng aku dengar, kadang aku bosan dan ingin rasanya lari sejauh mungkin meninggalkan dunia ini hingga tiada lagi yang mengenaliku. Tapi apakah aku sanggup, pergi sehari saja membuatku tersiksa, palagi aku harus berjauhan lama sampai bertahun – tahun, aku rasa aku harus mencobanya. Jika kesempatan itu datang aku akan pergi dan mengenal dunia baru untuk sementara, itulah impianku selama ini. Mungkin hanya dengan itu aku bisa membahagiakan diriku sendiri dan orang tuaku yang selama ini mendambakan anaknya jadi orang sukses, tidak untuk mengecewakan mereka seperti apa yang telah dilakukan olah saudaraku yang lain, aku tahu dalam hati mereka kecewa dan menangis melihat anak – anaknya keluar dari harapan mereka.
Semakin lama rasa itu semakin menggebu dalam jiwaku, jiwa yang selama ini rindu akan kasih sayang alam, alami yang nantinya akan membawaku pada lembah kehidupan. Seandainya aku tegas dan mampu melawan, mungkin sudah dari dulu aku menganggap saudaraku musuh. Itulah yang terjadi padaku dan adikku sendiri, selisih 2 tahun membuat kami sering beda pendapat, adu argument. Sempat terlintas dalam pikiranku, kenapa dia tidak mati saja atau pergi sejauh mungkin sehingga aku tidak akan pernah mengenalnya lagi apalagi menemuinya, pikiran yang jahat itu datang ketika aku sudah tidak tahan melihat kelakuanya yang menjengkelkan dan menyebalkan, membuatku marah, kecewa dan menangis untuk membayangkan kenapa aku harus punya saudara seperti dia. Tidak menghormati, menghargai jerih payah orang tua yang selama ini memberikan apapun yang dia minta bahkan dengan segenap jiwa dan raga supaya anak – anaknya tidak kekurangan satu apapun. Yang bikin aku tambah marah ketika mengetahui, dia berani berkata seenaknya, kasar, membentak kepada mereka yang seharusnya kata saying dan sanjungan diberikan untuk kedua orang tua, betapa aku ingin sekali melihat dia mati sekarang juga. Aku tidak perduli siapa dia, yang jelas dia sudah membuat bapak dan ibu menangis untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Aku tidak tega melihatnya, aku nggak kuat melihat itu semua, melihat betapa sungguh kasihannya orang tuaku memiliki anak durhaka seperti dia.
Bahkan setiap kali meminta dengan paksaan dan amarah yang kalau tidak dipenuhi, membanting dan merusak ahal – hal disekitarnya, hal itu membuatku takut dan benci setengah mati sama dia. Tapi perlahan aku mulai berpikir bahwa kebencian yang aku timbulkan tidak merubah apapun, toh aku tidak bisa berbuat apapun, hanya bisa diam dan marag pada diriku sendiri ketika menyaksikan orang tuaku hancur, dan air mata yang selama ini aku tahan jatuh tak terhenti deras, seakan sudah bertahun – tahun tidak keluar. Aku heran pada diriku sendiri, kenapa kau tidak bisa berbuat apa – apa menyaksikan kejadian itu. Dulu pernah ketika aku menjebak adikku sendiri dengan uang ayahku tentunya, dengan cara seperti itu mungkin akan menyadarkan dia, tapi buktiknya tidak sama sekali bahkan ancaman bunuh diri yang dia keluarkan sangat memukul hati ayahku dan membuatnya menangis sesenggukan, dan aku, aku apa yang aku lakukan hanya berteriak ,silahkan saja, aku malah senang kalau kau mati. Betapa kejamnya aku saat itu, pikiran jahatku yang menguasaiku, yang membuatku tega berkata keji karena kecewa dan dengki padanya. Aku tak tahu lagi harus berbuat apa, diam itu yang biasa menjadi pilihanku sendiri begitu pula dengan kakakku yang seakan tidak mau tahu apa yang sedang terjadi. Hatiku hancur dan miris membayangkan itu semua, tidak pernah membayangkan kalau akan terjadi seperti ini. Apa yang aku harus lakukan, ku perbuat, aku tertekan, jiwaku terpenjara dan terbelenggu oleh ketidakmampuanku. Aku tak tega melihat kedua orang tuaku sedih dan meratapi nasib anaknya yang kurang ngajar dan tidak sama sekali menghormatinya. Seandainya aku bisa memutar dunia ini dan membalikannya sekehendak hatiku, mungkin itu tidak akan terjadi, tidak akan pernah aku ijinkan dia untuk menjadi durhaka dan tidak tahu diri, bikin malu keluarga dan semua perbuatan yang tidak layak dia nampakkan sebagai seorang saudara. Tidak akan pernah………
Ketika aku SMP dulu aku masih ingat betapa aku sering sekali rebutan masalah apapun dengan adikku, ujung – ujungnya aku yang harus mengalah. Walaupun dalam hatiku mengatakan tidak, aku memberikannya, dengan keterpaksaan tentunya yang dibuat untuk menyenangkan dan membuat dia puas. Setelah lama kelamaan kurasakan aku bosan harus selalu mengalah dan inilah saatnya aku memberontak, berpikir lagi sesaat kemudian tidak akan membuatku merasa lebih baik bahkan sebaliknya, aku jauh lebih tersiksa karenanya. Ku beranjak remaja dan merasakan hal yang mungkin butuh diakui oleh orang tuaku kalau aku tidak sama dengan yang lain, aku mulai menyadari betapa berharganya hidupku. Kalau aku sia – siakan dan tidak pernah aku rawat mungkin aku menjadi mayat hidup yang berjalan tiada arah dan tanpa tujuan. Semua masalah itu hilang dengan sendirinya, tapi buat aku sampai kapanpun aku akan selalu ingat dengan kejadian malam tempo dulu yang membuat detak jantungku berdetak kencang, adikku boleh saja tenang saja dan meras tidak nyaman. Ni ru tahap pertama nanti aku akan lanjutankan lagi.

2012 lyric by jaysean feat Niky Minaj

2012 Lyrics

(ohh) two zero one two (ohh)
it’s alright oh it's alright

you know what they say
life aint always easy
and everyday were survivors
so forget the day
its all about tonight at the school
and start a riot a-riot
be a rebel

bottles popping till we cant stand
you keep it rocking till 6 am
new york to london over to japan
turn it up turn it up mash it up
we gunna party like

party like, likes its the end of the world
we gonna party like, like its 2012
you know that it doesn't matter
as long as we got each other
turn it up turn it up mash it up
it aint the end of the world
(ohh)
we gunna live like its the end of the world
gunna party like
(ohh)
turn it up turn it up mash it up
it aint the end of the world
world, two zero one two

have a drink with me and lets make tonight
go down in history, in history yeah
lets make belive its the last 24 hours
and this whole world is ours eternally, eternally (hey)

bottles popping till we cant stand(cant stand)
you keep it rocking till 6 am (6 am)
new york to london over to japan
turn it up turn it up mash it up
we gunna party like

http://www.elyricsworld.com/2012_lyrics_jay_sean.html
party like, likes its the end of the world (end of the world)
we gonna party like, like its 2012 (like 2012)
you know that it doesn't matter as long as we got each other
turn it up turn it up mash it up
it aint the end of the world
(ohh)
we gunna live like its the end of the world
gunna party like
(ohh)
turn it up turn it up mash it up
we gunna party like its the end of the world

(nooo)
no im not gonna follow
anything that they say anymore
and its never to late to start again
so lets start it with right here and right now

party like, likes its the end of the world
we gonna party like, like its 2012
you know it doesn't matter as long as we got each other
turn it up turn it up mash it up
it aint the end of the world
(ohh)
we gunna live like its the end of the world
gunna party like
(ohh)
turn it up turn it up mash it up
it aint the end of the world..

Senin, 27 September 2010

apa yang ada dalam pikiranku?

dear....
kata-kata ini yang akan selalu terngiang atau tertulis dalam pembukaan
ya semacam semangat gt deh, hehehe... hanya ada satu kata yang tak pernah aku kemukakan depan kawanku semua, ternyata bermanfaat tentunya, ku harap, tapi setelah aku pikir kata seperti tidak terlalu diperbincangkan so lupakan saja untuk sementara, kembali ketopik yang akan aku torehkan, (cieh torehkan, bahasamu iku loh ndi dah kayak penulis novel besar)
dalam jangka waktu yang lama
aku mulai perjalananku yang terkadang membuatku berhenti untuk melangkah tapi semua itu hanyalah awal dimana tidak ada seseuatu yang untuk dimulai saja susah
ku ga bisa tulis banyak seperti biasanya kawan
ga tau ni berat mengeluarkan iide - ide dalma pikiranku senidir
terhalang dengan sesuatu yang aku sendiri ga tahu...

Minggu, 26 September 2010

catatan pagi

Dear friend
oh blogku ku telah mengabaikanmu selama berbulan-bulan
aku tidak mengisi dengan keluh kesahku, curhatku
kesedihanku, kebahagianku sampai hal-hal yang membuatku terkejutpun
aku selalu menceritakanya padamu
aku tidak tahu kenapa dear
saat nanti kamu jga pasti akan tahu bahwa selama ini aku tidak pernah mengatakan rahasiaku pada siapapun, aku takut mereka menjauhiku, tidak seperti kamu yang selalu setia menemaniku. Aku tahu aku butuh waktu untuk mengungkapkan segalanya, setiap menit, jam aku berpikir untuk meninggalkan ini semua tapi apakah aku sanggup?
ku rasa itu tidak mungkin karena sesungguhnya aku merasa bingung pada diriku sendiri hal apa yang akan aku ceritakan kelak pada mereka sahabatku. pelipur laraku, apakah mereka akan mengerti aku atau sama sekali membiarkan aku terjerumus dalam limbah dosa semakin dalam.
hanya Tuhan yang tahu kapan dan dimana hal itu akan terjadi, yang terpenting sekarang aku mencoba untuk bertahan dan menjalani kehidupanku seperti biasanya, layaknya orang yang baru mendapatkan hadiah dari TUhannya.
yaitu sebuah kehidupan, kehidupan yang hanya diberikan sekali dalam seumur hidup, kehidupan yang harus dijalani ddengan hati-hati dan tidak memungkinkan kita untuk bertindak seenaknya, salah sedikit bisa langsung jatuh dan susah untuk bangun lagi.
itulah kehidupan yang harus aku jalani, walau terkadang berat, aku anggap semua itu cobaan dan aku harus bisa mengatasinya, himah dari semua itu kelak nanti akan aku dapatkan...
aku percaya bahwa Allah memberikan ujian padaku pasti ada sesuatu dibalik itu semua yang Dia simpan rapat-rapat dan suatu hari nanti akan dikeluarkanNya untukku
semoga dengan semua itu aku tetap berusaha dan berdoa samapi kapanpun, aku tidak akan pernah berhenti meminta kepada sang Khalik betapa aku sangat merindukanNya
berada dekat denganNya membuatku sangat nyaman, dan tentram...
semua keluh kesahku sering dijawabNya , bahkan sering kali aku berdoa dan berharapa agar semuanya baik-baik saja, tanpa aku sadari itu terjadi karena KuasaNya,
sebagai manusia biasa aku tak luput dari dosa dunia, dosa yang terkadang memebayangiku sampai sekarang, dosa masa lalu yang entah sampai kapan akan lenyap dari otakku, aku tidak pernah berpikir untuk menghilangkannya, yang aku mau aku belajar dari itu semua, intropeksi diriku apakah aku sudah benar atau belum
aku takut suatu saat nanti karma yang aku dapatkan dari perbuatanku datang dan menimpaku, aku hanya mau berserah diri kepadanNya, mengharap ampunanya dan ridho dariNya. amin
dengan segala kekurangan yang aku milik aku yakin ada bnyak kelebihan yang bisa aku gunakan untuk membuat hidupku bermanfaat, buat diri sendiri terutama orang tuaku
ya Allah selalu lindungilah mereka, jaga mereka, sehatkan badanya dan kuatkan hidupnya, agar kelak aku punya waktu untuk mengabdi pada mereka, sebagai ucapan terima kasih karena selama ini telah merawatku, menjaga dan memberikan segalannya yang aku inginkan. berikan hamba kesempatan untk membahagiakan mereka hingga akhir hayatku, aku tidak mungkin bisa membalasnya dengan segenap hati, seluruh jiwaku sperti apa yang mereka lakukan padaku
tapi paling tidak mereka tahu betapa aku sangat menyangi mereka sampai kapanpun, kasih sayangku tidak akan pernah luntur...
walaupun keinginanku sangat besar dan mimpiku yang nanti akan membawaku jauh dari mereka, tapi didalam jiwaku ragaku tersimpan erat mereka, wajah yang setiap kali aku pandang, senyuman ibuku yang membuatku menangis kapanpun kalau aku teringat namanya, nama Ibu dan juga bapaku yang selma berjuang keras untukku dan keluargaku
aku tidak akan pernah mungkin menjadi seprti mu ayah tapi aku akan berusaha sebisa ku menjadi serpti mu dikala susah dan duka, bahagia dan senangku aku akan selalu mengukir nama kalian dihatiku, didarahku, otakku...
itulah janjiki kepadamu, jika suatu saat nanti aku bersalah dan berdosa kepadamu
maafkanlah aku, aku hanya tidak sanggup untuk bilang dan mematuhimu..
sampai disini dulu dear
aku akan mengunjungimu lain kali

Minggu, 05 September 2010

hanya aku

jika dapat aku ungkapkan kata-kata yang pantas untuk diriku mungkin hanya sebuah gambaran yang pantas mendapatkanya...

pemimpi
hanya dengan itu aku bisa berteguh hati menjalankan hidupku yang seakan akan tiada hentinya berlari, mengejar dan suatu kali aku jatuh aku akan bangkit lagi, dan terus berdiri kemudian lari.
aku tidak akan pernah lupa dengan janjiku pada diriku sendiri,janji yang aku yakini aku bisa, aku tidak perduli dengan orang yang mengatakan kalau terllu tinggi aku bermimpi...

mereka tidak akan pernah tahu kalau aku seperti ini, bahkan untuk mengerti aku sedikitpun tidak akan pernah, tang mereka tahu hanyalah satu itulah diriku, yang selalu mengusir rasa khawatir itu jauh - jauh