home sweet home

Kamis, 04 Juni 2009

Photo of Eragon





PPL photo



soundtrack of briedge to terabithia


I Learned From You lyrics

Sometimes I couldn't hear what you're trying to tell me
I thought that I knew all I need to know
I didn't understand that the doors you would open
Could take me somewhere I wanted to go

I can be strong for you now
You taught me how

I learned from you that I do not crumble
I learned that strength is somethin' you choose
All of the reasons to keep on believin'
There's no question, that's a lesson, I learned from you

You know where to find all of my hiding places
And there are no secrets from you I can keep
You let me know how you feel, pulling no punches
And I never knew that kind of honesty

I'm grateful for all of the times
You opened my eyes

I learned from you that I do not crumble
I learned that strength is somethin' you choose
All of the reasons to keep on believin'
There's no question, that's a lesson, I learned from you

You helped me to stand on my own
And I thank you for that
It saved me, it made me
And now that I'm looking back I can say

I learned from you that I do not crumble
I learned that strength is somethin' you choose
All of the reasons to keep on believin'
There's no question, that's a lesson, I learned from you

I do not crumble

The kite runner

UNTUKMU, KESERIBU KALINYA:

Mengejar Layang-Layang Penebus Dosa di THE KITE RUNNER

Sinopsis

Aku memiliki satu kesempatan terakhir untuk mengambil keputusan,
untuk menentukan apa jadinya diriku. Aku bisa melangkah memasuki gang itu,
membela Hassan dan menerima apa pun yang mungkin menimpaku. Atau aku bisa melarikan diri.
Akhirnya, aku melarikan diri.

Amir telah mengkhianati Hassan, satu-satunya sahabatnya. Saudaranya. Rasa bersalah menghantuinya. Menyingkirkan Hassan dari kehidupannya adalah satu-satunya pilihan yang ada. Namun setelah Hassan pergi, tak ada lagi yang tersisa dari masa kecilnya. Seperti layang-layang putus, sebagian dari dirinya terbang bersama angin. Tetapi, masa lalu yang telah terkubur dalam-dalam pun senantiasa menyeruak kembali. Hadir membawa luka-luka lama. Dan seperti layang-layang, tak kuasa menahan badai, Amir harus menghadapi kenangannya yang mewujud kembali.

The Kite Runner adalah sebuah kisah penuh kekuatan tentang persaudaraan, kasih sayang, pengkhianatan, dan penderitaan. Khaled Hosseini dengan brilian menghadirkan sisi-sisi lain dari Afghanistan, negeri indah yang hingga kini masih menyimpan duka. Tetapi, bahkan kepedihan selalu menyimpan kebahagiaan. Di tengah belantara puing di kota Kabul, akankah Amir menemukannya?

Data Buku

Judul buku : The Kite Runner

Penulis : Khaled Hosseini

Penerjemah : Berliani M. Nugrahani

Penyunting : Pangestuningsih

Penerbit : Qanita

Tahun terbit : 2006 (cetakan II, April)

Tebal buku : xiv + 168 halaman; 17,5 cm

Petuah “Lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekali” rasanya pas diterapkan untuk buku ini, karena aku baru membacanya sekarang sejak diterbitkan 2 tahun yang lalu... sementara dalam bahasa grup musik Netral, kesan yang aku rasakan setelah membaca novel ini dapat digambarkan dengan lagu Terbang Tenggelam dan Haru Biru.

The Kite Runner merupakan novel pertama Khaled Hosseini, sekaligus juga novel Afghan pertama yang diterbitkan dalam bahasa Inggris. Dengan latar Afghanistan sebelum diinvasi oleh Rusia pada tahun 1979, hingga berakhirnya kekuasaan rezim Taliban, kisah ini dituturkan dari sudut pandang orang pertama dengan gaya memoar yang amat kuat dan emosional.

Semua orang memiliki rahasia yang ingin mereka simpan, hanya untuk diri mereka sendiri (Yang Maha Tahu sudah pasti lah mengetahuinya, namanya juga... Yang Maha Tahu). Semua orang juga memiliki dosa yang mereka sadari, dan secara naluriah ingin mereka tebus. Pertanyaannya, apa yang akan Anda (kita) lakukan jika mendapatkan sebuah kesempatan untuk menebus dosa yang tak terlupakan, dan senantiasa menghantui kita seumur hidup?

Sepanjang hidupnya, sang tokoh utama Amir selalu dihantui oleh rasa bersalahnya terhadap apa yang ia perbuat – atau lebih tepatnya, apa yang tidak ia perbuat – kepada teman baiknya, Hassan. Tetap tersiksa oleh perasaan bersalah setelah 15 tahun terpaksa meninggalkan Afghanistan dan mengungsi ke Amerika Serikat, tersiksa oleh perasaan bersalah, akhirnya Amir kembali ke tempat ia dilahirkan dan tumbuh besar bersama Hassan... dengan harapan bisa menebus perasaan bersalahnya tersebut, sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri. Ada jalan kembali untuk menuju kebaikan.

Tidak seperti novel yang satu itu, karakter Amir bukan jagoan suci. Ia memiliki sisi-sisi gelap, namun manusiawi dalam sebuah perjalanan abadi menuju kedewasaan. Kejujuran dan pergolakan batin ini membuat Amir lebih bisa kita identifikasi secara nyata, tanpa simpati berlebihan ataupun kebencian berkepanjangan. Apa adanya.

Di sisi lain, karakter Hassan yang ‘lurus’ memberikan ketidaknyamanan tersendiri bagi kita yang ‘apa adanya’ ini. Namun alih-alih menjadi klise, apalagi menjadi rebutan setiap tokoh wanita yang ada di novel ini, naifnya kemurnian ini dihempaskan oleh sang pengarang dengan perubahan politik dan benturan budaya yang terjadi. Salut kepada Hosseini yang mampu dengan natural menyuguhkan elemen-elemen sejarah, drama kemanusiaan, kehormatan, penebusan dosa, dan pencarian martabat dalam sebuah panggung sosial politik yang terus berubah cepat.

Novel yang sangat emosional ini diceritakan dengan kalimat-kalimat yang kuat. Setiap karakter memiliki perannya masing-masing, sementara tema-tema universal dalam kehidupan seperti cinta, kehormatan, pengkhianatan, ketakutan, pengabdian, dan penebusan dosa dituturkan apa adanya, dan berhasil menghindari jebakan-jebakan untuk menjadi basi, klise, cengeng, dan pasaran. Jangan lewatkan pula berbagai peristiwa tak terduga yang akan membuat kita penasaran hingga akhir cerita.

Tak hanya menghibur, novel ini juga memberikan pengetahuan bagi pembacanya tentang konflik politik yang terjadi di Afghanistan, terutama mengenai perbedaan kasta antara kaum Sunni dan Syi'ah. Kekejaman kaum Taliban diceritakan dengan brutal, sadis, bengis, dan keji. Betapa sengsaranya rakyat Afghan dan porak porandanya infrastruktur kota-kota di Kabul mengingatkan penulis pada carut marutnya ibu pertiwi yang tak pernah benar-benar merdeka (hanya berganti penjajah dari bangsa asing ke bangsa sendiri). Satu hal yang benar-benar baru bagi penulis adalah potret kehidupan komunitas mayarakat Afghan-Amerika. Para imigran yang memiliki perkampungan tersendiri ini harus memulai hidupnya dari nol dan melupakan status dan kehidupan mewah mereka di negara asalnya agar bisa bertahan hidup.

Rasanya tak berlebihan jika novel ini menjadi buku terlaris sepanjang tahun 2005 versi Publisher's Weekly dan menduduki tangga atas best-seller selama lebih dari 50 minggu. Tentu saja setelah terlebih dahulu ini diganjar sebagai buku terbaik tahun 2004 versi San Francisco Chronicles.

Salut kepada tim Qanita yang telah membidani edisi terjemahan Bahasa Indonesia ini. Selisih beberapa milimeter antara ukuran sampul dalam dan sampul luar menjadi termaafkan, karena tidak (terlalu) mengganggu saat sang novel diberi sampul plastik.

Seperti buku Madogiwa No Totto - Chan, maha karya Tetsuko Kuroyanagi, novel The Kite Runner karya Khaled Hosseini memberikan kesan personal bagi saya. Rasanya akan menjadi salah satu dari sedikit novel yang akan saya ingat seumur hidup. Dan mungkin, lagi-lagi seperti Madogiwa No Totto – Chan, bisa jadi akan saya baca lagi, lagi, lagi, dan lagi...

Untukmu, keseribu kalinya..

Brisingr


Brisingr

Akhirnya selesai juga baca ney buku, sebenarnya dah dari seminggu kemaren tapi ru sempat nulis...

wuh kesan pertama yang aku dapatkan tu, wuh bukunya lebih tebal dari pada buku sebelumnya. Tapi tu tidak mematahkan semangatku tuk membaca buku ini, jadi tantangan sendiri gitu…..

Walaupun harus begadang siang malam, yaiyalah tentu saja ney buku dah tak tunggu lama banget sejak terakhir kalinya ku membaca Eldest, kurang lebih satu tahun lebih aku menunggu Brisingr. Sebenernya sih keluarnya dah bulan September lalu tapi di Indonesia ru diterbitakan Januari kalo ga salah, walaupun ku dapatkan buku ni ya termasuk murah untuk buku setebal ney, cos ku mendapatkan buku ney ditoko penjualan buku yang murah di Semarang tepatnya di stadium diponegoro waktu itu dinater ma temenku namanya Beha. Harusnya aku beli di Gramedia tapi berhubung uangku pas-pasan maklum nak kos ya terpaksa nyarinya yg murah, tapi begitu beruntungnya aku ternyata bukunya asli cuma kelihatan lusuh aja cos dah terlalu lama ditaruh diluar dan kena debu.

Nilah pertama kalinya aku beli buku setebal itu, sebelumnya sih minjem di perpustakaan kampusku seperti Eragon ma Eldest, tapi berhubung di perpus lom ada ku nyari2 kesana kemari akhirnya ketemu. Sempat dapet ebooknya tapi dalam bahasa inggris dan Italy, capek juga kan harus baca terus ngartiin…..

Dah cukup yach pemberitahuanya tentang bagaimana aku mendapatkan buku ini, langsung ja ke cerita…

Setelah pertempuran di dataran membara antara Eragom, Shapira dan Murtagh beserta naganya Thorn, Murtagh mengambil Za’roc dari tangan Eragon yang merupakan pedang Morzan kaum terkutuk yang dibunuh oleh Brom dengan pedang tersebut. Kemudian yang tidak pernah Eragon pikirkan dan bayangkan sebelumnya adalah ketika Murtagh memeberi tahu dirinya bahwa bukan hanya dia anak Morzan tapi da orang lain lagi, betapa kagetnya Eragon saat mengetahui bahwa mereka adalah saudara, putra Selena yang merupakan ibu Eragon dan Murtagh. Tapi kenyataan itu tidak membuat Eragon patah semangat dan ia sudah berjanji kepada sepupunya Roran untuk menyelamatkan Katrina yang merupakan tunanganya, yang ditawan oleh Galbatorix.

Selanjutnya Saphira memberi tahu Nasuada bahwa Eragon berjalan dan berlari sendirian ke Varden yang pada akhirnya ia menyuruh Arya untuk menyusulnya. Kemudian Arya menemukan Eragon disana dan membawanya pulang, dan mulailah pertempuran – pertempuran selanjutnya menyerang Varden dari ribuan prajurit yang dikirim oleh Galbatorix, beserta mereka terdapat Murtagh dan Thorn. Langsung saja Eragon dan Saphira terbang mendekati mereka dan terjadilah pertempuran yang membuat keduanya kewalahan tapi tak pernah disangka kalo Thorn berhasil menyembuhkan lukanya yang dibantu oleh Murtagh, sontak membuat Eragon dan Saphira berhenti berpikir tapi akirnya mereka berhasil membuat musuhnya kabur dan menghilang terkena awan. Dan pertarunganpun berhenti, kaum Varden yang bertempur bersama para Urgal dan kaum Kurcaci tentu saja para elf juga membantunya.

Eragon dan Saphira bergerak menemui sepupunya dan Katrina untuk berbagi cerita, dan pertempuran selanjutnya menunggu Roran yang tidak diperhitungkan ia melakukan kesalahan dengan melanggar perintah Edric yang merupakan pemimpinnya dan setelah mereka berhasil mengalahkan prajurit Galbatorix yang berjumlah ratusan, Roran sendiri telah membunuh lebih dari 200 prajurit sendirian tapi itu tidak mengurungkan niat Nasuada untuk menghukumnya dengan member hukuman 50 cambukan tombak. Sebelmunya Nasuada telah menyuruh Eragon menghadiri penobatan ketua baru kaum kurcaci untuk menggantikan raja Hrotgar, dan meyakinkan mereka untuk bergabung bersama kaum Varden menyerang kekaisaran. Oriklah yang kemudian terpilih menjadi raja mereka walaupun sebelumnya terjadi perdebatan yang cukup lama. Akhirnya Nasuada menyuruh Saphira bergabung dengan Eragon karena ia telah berjanji mengembalikan bintang safir kebentuk semula yang dulu sempat dipecahkan oleh Arya ketika pertempuran melawan Durza.

Upacara selesai Eragon dan Saphira undur diri untuk pergi ke Ellesmera menemui si Cacat yang utuh atau biasa dipanggil Oromis dan naganya Glaedr yang sudah lama menunggunya disana, itupun dengan seijin Nasuada yang telah berjanji kalau Eragon berhasil meyakinkan para kurcaci untuk bergabung bersamanya. Para kurcaci merupakan klan yang sulit dibaca nama mereka dan susah untuk diucapkan makanya disini aku tidak menyebutkan cos terlalu banyak.

Bebarengan dengan berangkatnya Eragon dan Saphira ke Ellesmera, Nasuada akhirnya menyuruh Roran untuk bertempur kembali walaupun lukanya belum sembuh benar akibat cambuklan tombak yang diberikanya dan mengangkat Roran menjadi pemimpin karena kesetianya dan keberanianya. Saat perjalanan dimulai Roran berselisih dengan Urgal yang bernama Yogargh yang merasa dirinya tidak mau diperintah oleh manusia sepeti Roran dan akhirnya duelpun dimulai antara Roran dan Urgal tersebut, kemudian Urgal itu kalah dan berjanji setia kepadanya. Dengan begitu Roran membuktikan bahwa dia adalah orang pertama yang mampu melawan Urgal dengan tangan kosong.

Tibalah Eragon dan Saphira ke Ellesmera dan disambut hangat oleh Oromis dan Glaedr yang merupakan naga emas agung yang begitu gagah di mata Saphira, Saphira kelihatan capek dan letih setelah penerbanaganya. Mereka menyuruh Eragon dan Saphira istirahat terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran berikutnya yang dulu sempat tertunda dan Eragon berjanji akan kembali kesana. Pertanyaan-pertanyaan Eragon meluncur kepada Oromis yang marah karena Oromis tidak menceritakan sebelumnya bahwa Eragon adalah putra Morzan dan saudara Murtagh, tapi dengan lembut Oromis menjelaskan bahwa bukan Morzan ayah kandungnya tapi Brom yang sontak membuat Eragon kaget dan tidak percaya.

Saphira membenarkan perkataan Oromis bahwa Murtagh adalah saudara tirinya. Berat rasanya Eragon menerima semua itu tapi itu juga membuat Saphira menyesal karena tidak menceritakanya dikarenakan sudah bersumpah kuno pada Brom untuk menutupi jati dirinya sampai Eragon benar – benar mengetahuinya sendiri. Tapi itu semua membuat Eragon merasa lega karena ia bukan putra terkutuk Morzan, yang kemudian dengan lembutnya Saphira membuka memorinya tentang Brom dan darisitu Eragon mengerti mengapa ayahnya menyembunyikan hal penting seperti ini. Itu membuat Eragon menangis dan sedih karena ia tidak sempat memanggilnya ayah yang waktu itu meninggal dipangkuanya.

Eragon tidak punya waktu lama berada disana dan ia butuh pedang yang membuatnya menjadi penunggang sejati, akhirnay ia teringat pesan kucing jadi-jadian Angela si peramal yang bernama Solembum untuk mencari pedang atau semacamnya dibawah pohon Menoa, pohonya para elf yang besarnya hampir menyamai istana raja. Tapi itu sia-sia karena pohon itu tidak bereaksi, kemudian mereka pulang dan kembali berlatih bersama Oromis dan Glaedr. Oromis mengajarkan sihir memindahkan benda seperti yang pernah dilakukan Arya waktu menghilangkan telur Saphira.

Pertanyaan lain muncul dalam benaknya dan menanyakan kepada Oromis bagaimana Murtagh dengan secepat sihir bisa menyembuhkan Thorn yang masih tergolong anak-anak, kemudian Oromis menjelaskan bahwa Galbatorix memberinya kekeuatan dari jantung jantungnya naga yang bernama Eldunari yang merupakan pusat kekuatan terbesar yang dimiliki Galbatorix tanpa itu ia akan begitu mudah dikalahkan. Bukan hanya itu Galbatorix tidak memiliki satu tapi lebih dari naga-naga terdahulu yang penunggangnya dibunuh olehnya. Itulah yang membuat Murtagh dan Thorn lebih kuat dari Eragon dan Saphira. Akhirnya Eragon dan Saphira tahu darimana sumber kekuatan Galbatorix tapi aku butuh pedang” itulah yang diucapkanya pada Saphira kemudian mereka kembali mengunjungi pohom Menoa untuk sekali lagi mencarinya. Karena tidak sabar melihat Eragon memohon-mohon, Saphira mencakar dan membakar akar Menoa yang tanpa disadarinya membuat pohon itu marah dan menyekap mereka.

Dengan hati-hati Eragon menjelaskan apa yang ia lakukan, tadinya pohon tersebut tidak mau memberitahukan bahwa ada brightsteel yang terkubur dibawahnya seperti yang telah Solembum katakan dan merekapun berhasil membawanya. Selanjutnya Eragon membawa brightsteel tersebut pada Rhunon, wanita elf yang selama berabad-abad lamanya membuat pedang para penunggang yang sebelumnya menolak membuatkan pedang pada Eragon karena telah berjanji tidak akan membuatnya. Kemudian pedang itu dibuat dengan tangan Eragon tapi dibantu Rhunon melalui benaknya yang tidak pernah disangka oleh Eragon sebelumnya. Akhirnya setelah pekerjaan panjang jadilah, pedang yang berwarna biru seperti sisik-sisik Saphira dan kemudian Eragon diijinkan untuk memegangnya dan menamainya Brisingr setelah perdebatan panjang bersama Saphira dan sontak saja api dari pedang tersebut menyebur keluar dari Brisingr. Dimana tidak ada pedang manapun bisa menyamainya seperti Zar’roc, Naegling, and TĆ”merlein, Brisingr terikat langsung pada Eragon dan Saphira gembira bahwa Brisingr sama seperti dirinya bisa menyemburkan api.

Oromis dan Glaedr memberi hadiah dimana Eragon dan Saphira tidak akan pernah menyangka kalo jantungnya jantung Glaedr akan diberikan kepada mereka, Eldunari yang akan membuat mereka semakin kuat. Mereka pamit dan bersama mereka Oromis dan Glaedr berangkat untuk membantu ratu Islazandi setelah sekian lama menutup diri, inilah saatnya mereka keluar melawan pasukan Galbatorix. Sementara itu Eragon dan Saphira terbang menuju kaum Varden yang berperang merebut Feinster dimana ratu Lorana berada disana karena sumpahnya pada Galbatorix, mereka berhasil menaklukan kerajaan tersebut dan berhasil mengalahkan Shade yang juga sekuat Durza yang bernama Varaug. Eragon melihat kedalam benak Glaedr bahwa dirinya dan Oromis sedang bertempur melawan Murtagh dan Thorn, air matanya keluar ketika Oromis terbunuh dan Glaedrpun sendirian dan akhirnya tewas. Saphira merasakan hal yang sama seperti Eragon tubuhnya berontak dan mengerang.

Setelah kejadian itu Eragon dan Saphira memberitahu Arya dan Nasuada bagaimana ia bisa tahu Oromis dan Glaedr tewas, ia menunjukan Eldunari Glaedr kepada mereka yang berbentuk bola emas seperti warna kulit naga agung Glaedr yang bersinar. Dan kembali ke perkemahan dan berjalan bersama Saphira memandang matahari dan menunjukan Eldunari Glaedr kepada sang surya dan berjanji akan menumpas Galbatorix dan sekutunya. Bagaimana selanjutnya nasib Murtagh dan Thorn? Apakah mereka akan tewas ditangan Eragon dan Saphira? dan apakah kaum Varden berhasil menaklukan Galbatorix? bagaimana selanjutnya nasib Nasuada, Islanzadi, Orik, Arya, Roran dan Katrina, Boldgram serta para elf perapal mantra dan kaumnya? Tunggu dikisah berikutnya….

Karena setelah ditelusuri masih da buku keempat yang lebih dasyat dan menggetarkan Alagaesia bahkan diriku yang akan setia menanti buku yang tidak lama lagi akan diterbitkan mungkin satu tahun lagi aku ga tahu…….

Keren…………..

BRISINGR‼‼‼‼‼‼‼‼‼‼