home sweet home

Senin, 07 Mei 2012

perjalanan mengajiku


usiaku saat itu mungkin masih 5 tahun dan aku sudah berlari kesana kemari bermain sesukaku dengan teman - temanku, tanpa sadar aku merasakan bahwa semakin lama aku beranjak dari masa itu. bermula ketika Ibuku menyuruhku belajar mengaji didesa sebelah, lumayan jauh dari rumahku tinggal. aku beranjak dan bersemangat karena banyak dari teman - temanku juga belajar mengaji kesana, beliau adalah kyai sekaligus ustadz yang tersohor dikampungnya bahkan sampai kekampungku. setiap hari aku mempelajari satu demi satu ayat arab yang sebenarnya membuatku bosan karena susahnya menghafalkan dan melafalkannya. salah sedikit sudah beda arti, dari waktu ke waktu aku terus menyelami dan memantapkan hati untuk sunggguh - sungguh mempelajarinya, tak kenal lelah dan tak kenal waktu, walaupun dalam keadaaa hujanpun, aku nekat menerobos untuk bisa mengaji. aku tak mau ketinggalan sedikitpun halaman demi halaman yang semakin jauh aku mengerti..

tiba pada saat aku jatuh sakit karena kehujanan, dan demam melanda pada saat itu dan aku berhenti mengaji untuk beberapa hari dan pak kyai yang selama mengajariku selalu menanyakan keadaaanku pada teman- temanku... khawatir kalau - kalau aku ketinggalan terlalu jauh. pada akhirnya semua kekhawatiran itu hilang dan aku sudah bisa mengejar ketinggalanku selama ini. perlahan aku semakin berkembang cepat dibanding dengan teman -teman seusiaku bahkan mungkin bacaanku lebih bagus daripada mereka, tapi ada salah satu sahabatku yang melafalkan ayat - ayat Alquran dengan baik dan sungguh dengan nyanyian yang merdu dia membacanya. kalau boleh saya menyebutkan namanya Slamet, dia teman terbaiku dikampung berambut agak ikal, mata hitam pekat berkulit sawo matang., kemana - mana kita selalu bersama dan memang kita berhadapan rumahnya.
kadang rasa iri datang kepadaku, kenapa aku ga bisa seperti dia, membaca dengan hati 'ucapnya'. akhirnya aku pelajari hari demi hari dan butuh waktu memang untuk bisa menyanyikan setiap bacaan akan terdengar merdu dan tidak sumbang. membayangkannya saja kadang aku malu dan takut untuk melafalkannya dengan nyanyianku. yeah masih ragu pada saat itu apakah aku bisa. hari demi hari cepat berlalu dan sedikit demi sedikit akhirnya aku bisa menyanyikan setiap butiran ayat Alquran itu. betapa bahagianya aku, dan kegirangan hati ini ketika mengetahui aku sudah berkembang pesat.
memang pada awalnya itu karena paksaaan orang tua, tapi pada akhirnya walaupun tidak disuruh aku dengan senang hati mempelajarinya, toh pada akhirnya itu buat aku sendiri dan istilahnya saku untuk menuju kesana kelak.
ya malu juga kalau sampai ada yang ngatain 'ngaku islam ko ga bisa ngaji'; hehehe
menjadi pacuan tersendiri untuk membuatku ikhlas dan berjuang keras.. yang pada hasil akhirnya tepat ketika aku pindah mengaji, tepatnya dimushola samping rumahku sendiri kita berhasil mengkhatamkan Alquran. bersama - sama kita gelar syukuran dimushola dengan membuat ayam panggang dan dibagi - bagikan pada penduduk kampung karena anak mereka termasuk aku ini bisa mengkhatamkan Alquran.

waktu cepat sekali berlalu dan tanpa terasa ketika aku berjalan tersendat - sendat dan berjibaku dengan waktu, berkelana dengan sepedaku kecilku membawaku pada dunia yang semakin lama semakin nampak jelas dimataku. bahwa semua yang aku pejari tidak akan menjadikannya sia - sia.