home sweet home

Minggu, 08 Desember 2013

kehidupan sebagai kekasih

HSeorang sahabat dari Prancis bertutur, ada penekun meditasi di sana disebut sebagai manusia paling damai. Setelah dipelajari secara lebih mendalam, ternyata ia memperlakukan kehidupan seperti seorang kekasih.
Musuh Kehidupan
Ciri dominan manusia yang sakit sekaligus menderita, ia sangat bermusuhan dengan kehidupan. Dari masa lalu yang menakutkan, masa kini yang menjengkelkan, sampai dengan masa depan yang mengkhawatirkan. Sebagai akibatnya, setiap putaran waktu seperti menduduki bara api.
Bila api yang sesungguhnya tidak memberi pilihan lain selain panas, api kehidupan memberi pilihan lain, tergantung cara memandang dan memperlakukannya. Sakit sebagai contoh, bila ia dilihat sebagai panggilan badan agar istirahat, memberi tahu tentang batas-batas diri, serta hal-hal di dalam diri yang perlu diperbaiki, maka sakit pun membawa pesan-pesan kedamaian.
Kegagalan sebagai contoh lain, ia adalah cara kehidupan untuk memberitahu, hidup tidak selalu naik. Dan kegagalan adalah Guru agar seseorang belajar lebih rendah hati. Dengan cara pandang seperti ini, benar pendapat tua yang mengungkapkan: “tidak ada musuh kehidupan, hanya pesan-pesan yang perlu diendapkan”.
Sahabat Kehidupan
Meditasi mendalam dimulai dari garis start seperti ini, semua hanya pesan dan bimbingan. Itu sebabnya, semua kekinian didekap lembut oleh meditasi mendalam melalui lingkaran sempurna: “terima, mengalir, senyum”. Inilah cara bersahabat dekat dengan kehidupan.
Hasil langsung dari persahabatan mendalam dengan kehidupan, tidak ada yang lain selain kedamaian. Tidak sembarang kedamaian, melainkan kedamaian yang membukakan pintu pada pelayanan yang penuh kasih sayang.
Perhatikan pesan damai seorang sahabat asli Filipina: “saya tidak punya muka cantik yang bisa disombongkan, tapi saya punya tangan indah untuk melayani orang lain”. Dalam bahasa penulis buku When I Love Myself Enough, tatkala orang mencintai hidupnya, hidup kemudian mekar seperti bunga indah.
Mencium Kehidupan
Persahabatan mendalam dengan kehidupan kemudian membimbing orang-orang suci untuk istirahat dalam keheningan, mencium tiap kekinian seperti remaja mencium kekasihnya. Dalam kedalaman penggalian seperti ini, waktu tidak lagi bergerak linier di tiga ruang (lalu, kini, nanti), melainkan berputar di sebuah lingkaran sempurna. Itu sebabnya, di banyak tradisi kesempurnaan disimbolkan dengan lingkaran sempurna.
Di lingkaran sempurna seperti ini, manusia kembali ke sifat alaminya. Seperti matahari yang alaminya terbit di timur, alaminya tenggelam di barat, orang yang sampai di sini secara alamiah penuh dengan kasih sayang. Perhatikan pesan puitis Kahlil Gibran: “kegelapan bisa menyembunyikan pohon, tapi kegelapan tidak bisa menyembunyikan cinta”. Bahkan kegelapan pun tidak bisa merubah sifat alami manusia yang penuh cinta.
Di dunia sufi, pernah lahir seorang pencinta yang meletakkan kehidupan sebagai kekasih. Perhatikan lirik pesannya: “cintaku, jika saya mencintaimu karena takut nerakamu, masukkan saya ke sana. Bila saya merindukanmu karena serakah akan surgamu, jauhkan saya dari surga”. Inilah ciri khas seorang kekasih kehidupan, mencium kehidupan tanpa syarat apa-apa (unconditional love).
————————————–
Sumber : @gede_prama or website: www.gedepramascompassion.com