Inilah saat pertama kalinya aku mengenal buku sejak duduk dibangku kuliah dan mengenal banyak orang yang mempunyai hobbi yang sama sepertiku, yang tadinya membaca itu pekerjaan yang membosankan tapi lama – kelamaan aku menyukainya, bahkan sudah menjadi hobi yang tidak bisa dipisahkan dari hidupku, mulai dari buku tipis sampai buku –buku tebal khususnya dari para pengarang terkenal dunia maupun lokal, ludes aku lahap dalam sekejap, sejak itulah aku mempunyai hasrat untuk menulis. Walaupun terkadang itu terasa begitu tidak nyata, apakah aku bisa menulis? Apakah tulisanku sudah pantas untuk dibaca? Atau apakah tulisanku masih buruk? Aku tidak tahu, karena setahuku orang-orang memberiku gambaran yang jelas akan menulis sehingga itu membuatku bersemangat untuk melanjutkan tulisanku. Mungkin dengan pengalaman-pengalamanku yang aku dapat selama ini. Mulai dari cerita sahabat – sahabatku yang semuanya selalu aku dengarkan dengan baik dan tidak pernah meninggalkannya, dari pertama aku mendengar mungkin hanya seputar soal cinta yang mereka bicarakan terhadapku. Padahal aku sendiri tidak tahu apa artinya cinta, apa yang membuatku berani mendengarkan dan memberikan saran yang tidak pernah aku ketahui kebenaranya. Aku hanya tahu ketika jawaban itu meluncur dari mulutku dan dengan penuh keyakinan, aku mengatakan kepada mereka tindakan yang seharusnya diambil. Kalau psikolog sendiri aku yakin mereka punya jawaban yang bisa dipertanggung jawabkan, tapi aku? Apa yang bisa diharapkan ataupun dipercayakan dari orang sepertiku yang tidak tahu apa – apa tentang itu, tentang bagaimana merasakan cinta, memutuskan cinta ataupun memilih yang lebih baik untuk hubungan selanjutnya, aku tidak tahu.
Hanya dari buku – buku yang aku bacalah yang membuat aku jauh lebih banyak tahu tentang kehidupan dibanding sahabat – sahabatku yang lain, yang pada dasarnya tahu dengan mereka menjalaninya sendiri tanpa harus menerka dan menebak – nebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Begitulah sekiranya aku tahu banyak hal yang akan membuatku yakin akan kehidupanku, akan mimpi yang selama ini melayang – layang dikepalaku bagaikan burung yang terbang dan hanya berputar – putar diangkasa tidak akan turun ataupun jatuh walaupun ada angin dan hujan menerpanya. Gambaran itu membuat aku semakin yakin bahwa suatu saat nanti aku akan mewujudkan mimpi – mimpiku yang bagi sebagian orang mustahil untuk meraihnya, bahkan itu tidak mungkin akan terjadi pada diriku. Tapi aku tidak pernah perduli akan ucapan mereka, biarlah mereka berkata apa yang penting aku menjalani hidupku sendiri bukan mereka yang menentukan jalan hidupku, keinginanku juga mimpiku yang menjadi kekuatanku untuk tetap hidup dan menjadi semangatku ketika semua orang meragukanya. Disaat semua orang menganggap bahwa mimpi itu hanya bunga tidur belaka, tetapi buat aku mimpi adalah sesuatu yang harus diwujudkan, diraih bukan untuk dilamunkan ataupun dijadikan bumbu – bumbu tidur yang seakan – akan menjadikan diri manusia terbuai oleh keadaan seperti itu. Membual…
Semangatku akan terus berlanjut mungkin seperti batu yang membara, seperti para pejuang dahulu kala yang membuat negaraku ini menjadi negara yang bebas dari jajahan dan jauh dari pemaksaan akan hak seseorang. “Bermimpilah engkau karena dengan mimpi kamu bisa merubah dunia” begitulah kata – kata Andrea Hirata salah satu penulis besar negara ini yang selalu mengiang – ngiang dikepalaku dan tidak akan pernah lupa kata inspirasi itu, kata yang membuat jantungku berdetak kencang dan membuat bulu romaku merinding. Ditambah lagi ketika aku nonton filmnya, mataku berlinang air mata, karena tidak sanggup menahan betapa butuh pengorbanan yang sangat besar untuk meraih mimpi, apalagi untuk orang yang berani bermimpi seperti aku. Jauh diluar sana bahkan banyak, mungkin setiap orang mempunyainya bukan hanya aku saja yang hanya hidup hanya dengan mimpi yang selalu menjadi arah tujuan masa depanku, tujuan yang akan menuntunku kedalam masa depan yang tidak terbayangkan sebelumnya olehku, yang aku anggap sebagai suatu petunjuk untuk mengawali hidup dan menjalani keinginanku sebagai seorang manusia biasa. Untuk itulah setiap aliran darahku yang mengalir akan selalu menjadi pacuan dan setiap detak jantungku menjadi arah serta setiap hembusan nafasku menjadi bukti kekuatanku menggapai impianku.
Air mata yang seharusnya aku simpan, tidak seharusnya aku keluarkan disaat masalah menghampiriku serta keluhan yang selalu saja menjadikan diriku lemah maupun tidak mau menerima kenyataan bahwa inilah aku, seseorang yang berjiwa besar dan kuat menghadapi kehidupan yang keras. Karena tidak semua kesusahan yang aku dapatkan adalah kehendak sang pencipta, kehendak orang tua yang melahirkanku ataupun kehendak dari lingkungan sekitarku yang setiap saat bisa berubah seperti halnya cuaca yang tidak menentu arah jalannya. Hanya dengan semangat dan perjuangan yang tinggi serta didorong dengan kemauan yang keras, yang menyebabkan aku bertahan hidup sampai sekarang ini bertahan dikala semua orang mempertanyakannya, alasan yang jelas untuk dipertahankan. Pikirku”.
Hari demi hari telah aku lalui sampai tiba pada saat aku melanjutkan kuliahku disalah satu universitas swasta di Semarang. Sebelum acara kelulusan SMAku diumumkan oleh kepala sekolah, aku berharap akan mendapat nilai yang tinggi untuk menggapai cita-citaku kuliah di universitas terkemuka yang terkenal di Jakarta. Universitas Indonesia adalah impianku sebelum aku lulus sekolah, sebelum acara pengumuman yang menjadi satu – satunya acara yang ditunggu para orang tua dan guru – guru untuk saling bertatap muka. Dalam pikiranku mengatakan “Dengan kuliah disana aku bisa mewujudkan impianku” yaitu pergi keluar negeri ke Paris Perancis, London Inggris bahkan New York Amerika akan menjadi tujuanku kelak, yang akan membuka lebar – lebar dihadapanku. Tempat dimana peradaban seluruh dunia berada serta sejarah yang membuat mata akan terpesona dan menjadikan tubuh terkulai lemas melihatnya, memandang betapa indahnya, betapa hidupnya, betapa modernya, betapa semangat membara – bara untuk bisa menggapainya. Rasa keingintahuan menjadi semakin berkobar ketika tahu bahwa bahasa yang selama ini aku pelajari berasal dari sana, dimana pengarang –pengarang terkemuka lahir, menjadi gambaran jelas untuk aku bisa sampai kesana dengan tanganku sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar